Sabtu, 31 Maret 2018

Penyakit Jantung Koroner ( PJK )

1. Definisi
Penyakit Jantung Koroner adalah penyakit akibat penyempitan (obstruksi) yang terjadi pada arteri coronaria sehingga suplai darah dan oksigen ke miokardium tidak adekuat. Obstruksi dapat terjadi partial maupun total. Hasil dari beberapa studi menunjukkan bahwa penyebab utama PJK adalah lesi atherosklerotik pada arteri coronaria. Atherosklerosis yaitu suatu proses dimana terjadi penimbunan lemak yang diikuti pembentukan jaringan ikat pada dinding pembuluh arteri.



2. Faktor Resiko
a. Dapat dimodifikasi :
   -Rokok ( Rokok dapat menyebabkan rusaknya endotel pembuluh darah )
   -Dislipidemia (Lipid dalam darah terlalu tinggi sehingga menumpuk di pembuluh darah)
   -Hipertensi
   -Diabetes Melitus
   -Obesitas

b.Tidak dapat dimodifikasi :
   -Usia(terutama pada usia lanjut)
   -Jenis kelamin (L>P)
   -Genetik/Riwayat keluarga
   -Riwayat penyakit (Penyakit jantung/stroke)

3. Manifestasi Klinik
a. Angina Pectoris Stabil
    Angina Pectoris didefinisikan sebagai perasaan tidak enak di dada ( chest discomfort ) akibat iskemia miokard. Perasaan tidak enak di dada ini bisa berupa nyeri, rasa terbakar, atau rasa tertekan.
- Sakit dada
- Sakit pada rahang ( sering dikira sakit gigi )
- Bisa menjalar hingga ke bahu
- Bibir dan tangan biru
- Diprovokasi oleh aktifitas fisik / stress emosional / udara dingin
- Membaik dengan pemberian Nitrogliserin
- Membaik dengan istirahat
Penyebab paling sering : atherosklerosis koroner plak stabil
Penyebab lainnya (jarang) : Kongenital, Stenosis aorta, dll

Pemeriksaan : Elektrokardiografi ( EKG mampu memberi informasi mengenai daerah iskemia namun tidak mampu mendeteksi secara cepat cabang arteri coronaria mana dan berapa persen penyempitannya )
                       Treadmill test
                       Foto Roentgen (untuk menyingkirkan diagnosis lainnya)
                       Ekokardiografi (Penilaian fungsi sistolik)
                       Angiografi

Penatalaksanaan : Tujuan utama yaitu mencegah terjadinya infark miokard dan kematian serta memperbaiki kualitas hidup. Mengurangi gejala angina, frekuensi dan gejalanya.
A. Hindari Rokok
B. Kontrol hipertensi
     DIET DASH
     Menurut JNC VII :
     pola diet DASH adalah salah satu upaya dalam mencegah peningkatan tekanan darah pada subjek hipertensi. 
      Syarat: rendah natrium (<2300 mg/hari),
  tinggi kalium (4700 mg/hari),
  magnesium (>420 mg/hari),
  kalsium(>1000 mg/hari),
  serat (25 – 30 g/hari)
  rendah asam lemak jenuh dan kolesterol
  (<200 mg/hari)
  diet ini mengandung tinggi kalium, fosfor dan protein sehingga perlu dipertimbangkan    untuk pasien dengan gangguan penurunan fungsi ginjal.
C. Berat Badan Ideal harus dicapai
D.  Diet Dislipidemia
Syarat diet :
1. Energi yang dibutuhkan disesuaikan menurut berat badan ideal dan aktivitas fisik.
2. Lemak sedang, <30 % dari kebutuhan energi total.
3. Protein cukup, yaitu  10 – 20 % dari kebutuhan energi total.
4. Karbohidrat sedang, yaitu 50-60% dari kebutuhan energi total.
5. Serat tinggi, terutama serat larut air
Contoh:
apel, beras tumbuk atau beras merah, havermout, dan kacang-kacangan.
6. Vitamin dan mineral cukup. Suplemen multivitamin dianjurkan untuk pasien yang mengkonsumsi < 1200 kkal
E. Medikamentosa :
1. Aspirin 80-325 mg/hari
2. Nitrat/Nitrogliserin (menyebabkan perfusi miokard lebih baik akibat penurunan preload, afterload, dan penurunan tegangan dinding ventrikel ; dapat mengatasi angina dengan cepat )
3. ACE Inhibitor atau ARB (untuk mengurangi kejadian berulang)
4. Antagonis kalsium
5. Beta Blocker
    kardioselektif : atenolol, metoprolol, bisoprolol

b. Sindrom Koronaria Akut ( SKA )
Berbeda dengan Angina Pectoris Stabil, iskemia pada SKA lebih disebabkan oleh penurunan suplai mendadak dibandingkan dengan peningkatan kebutuhan, biasanya akibat plak yang ruptur.
Terdiri dari :
* Unstable Angina Pectoris
- Terjadi perdarahan, ruptur, fissura sehingga terbentuk trombus di daerah plak
- Intensitas nyeri lebih lama ( durasi > 20 menit )
- Frekuensi nyeri lebih sering
- Serangan tidak menentu (istirahat maupun sedang beraktifitas)
- Tidak membaik hanya dengan pemberian Nitrogliserin
- Kadang disertai keringan dingin, mual, muntah
- Tanpa peningkatan enzim biomarka jantung (Troponin T dan/atau CKMB)
- Dengan atau tanpa perubahan EKG yang menyebabkan iskemia
* STEMI ( ST Elevasi Miocard Infark )
- Manifestasi khas angina
- Peningkatan enzim penanda jantung
- Adanya gambaran elevasi segmen ST pada EKG


* NSTEMI ( Non ST Elevasi Miocard Infark )
- Manifestasi khas angina
- Peningkatan enzim penanda jantung
- Tanpa adanya gambaran elevasi segmen ST pada EKG

Pemeriksaan : Elektrokardiografi
                       Biomarka jantung ( Troponin T dan/atau CKMB )
                       BUN, kreatinin serum
                       Ekokardiografi (dapat mengvisualisasi langsung struktur jantung)
                       Angiografi koroner
                       Cardiac MRI

Penatalaksanaan : 
a. Terapi antiiskemia : nitrogliserin sublingual 0.4 mg atau isosorbid dinitrat (ISDN) 5 mg setiap 5 menit. 
b. Penggunaan morfin intravena dapat dipertimbangkan untuk mengatasi nyeri dada.
c. Penggunaan penyekat beta (Beta Blocker) untuk mengurangi kebutuhan oksigen jantung serta mencegah terjadinya iskemia berulang, aritmia ventrikuler, dan memperbaiki prognosis.
d. Inisiasi terapi antitrombotik untuk cegah trombosis baru dan embolisasi dari plak yang ruptur atau erosi. 
- Penghambat COX-1 (Aspirin loading dose )
- Penghambat reseptor P2Y12 (Clopidogrel)


Sumber :
Kabo, P. 2010. Bagaimana menggunakan obat obat kardiovaskular secara rasional. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Kapita Selekta Kedokteran Edisi IV. 2016. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Bahan kuliah FK UNHAS 2016,2017.
Catatan kuliah pemilik blog.

Diabetes Melitus tipe 1

1. Definisi Diabetes Melitus (DM) adalah kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan karateristik hiperglikemia dan terjadi akibat...